Laman

Jumat, 23 September 2016

Syarh Arba'in An Nawawiyah Hadist ke 12 - 14

بِسْمِ اللّهِ الرَّحمنِ الرَّحيمِ

Terjemahan Arba'in An Nawawiyah dan Penjelasannya
Hadist ke 12 -14

Hadist No.12

الحديث الثانى عشر
  عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه . حديث حسن رواه الترمذي وغيره وهكذا.

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu 'anhu berkata : berkata Rosululloh shalollohu 'alaihi wasalam :” termasuk dari kebaikan islamnya seseorang adalah dengan dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. (Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Imam At tirmidzy dan selainnya semisalnya). 


*** Sunan At Tirmidzy no. 2317. 



Derajat hadits : dhoif /lemah mursal, akan tetapi dishohihkan oleh Asy Syaih Al Albany di shohih dan dhoif Sunan At Tirmidzy no. 2317. 



Berkata Syaih Utsaimin rohimahullohu Ta’ala (225): maksud dari kalimat -hal yang tidak bermanfaat- yakni apa-apa yang tidak penting, maka ini seperti perkataan Nabi shalollohu 'alaihi wasalam : -barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir hendaknya dia berkata yang benar atau diam-, karena ada persamaan di beberapa sisi.


Hadist No.13


 الحديث الثالث عشر
[ عن أبي حمزة أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه خادم رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه ] رواه البخاري ومسلم
.

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik rodhiyallohu 'anhu Pelayan Rosul shalollohu 'alaihi wasalam dari Nabi shalollohu 'alaihi wasalam berkata :” tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai diri dia sendiri.” 


 *** shohih Al Bukhory no. 13, dan shohih Muslim no. 45.

Hadist No.14

الحديث الرابع عشر
[ عن ابن مسعود رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم لا يحل دم امرئ مسلم إلا بإحدى ثلاث : الثيب الزاني والنفس بالنفس والتارك لدينه المفارق للجماعة ] رواه البخاري ومسلم
.

Dari Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu 'anhu berkata : berkata Rosululloh shalollohu 'alaihi wasalam :” tidaklah halal darahnya seorang muslim (untuk ditumpahkan) kecuali untuk orang yang melakukan salah satu dari tiga perkara, yaitu seseorang yang sudah menikah kemudian dia berzina, seseorang yang membunuh muslim yang lain, dan seseorang yang keluar dari agama islam yang memisahkan diri dari jama’ah.”

*** shohih Al Bukhory no. 6878, dan shohih Muslim no.1676.




سبحانك اللهم ربنا وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك و أتوب إليك

Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi Al Indonisiy
(Pengajar Ma'had Daarus Salaf Semarang)


Semarang, 15 Jumadil Awal 1437

Minggu, 11 September 2016

Bulughul Maram - Hukum Dua Hari Raya

Silahkan simak dan download kajian Hukum Dua Hari Raya yang disampaikan oleh  Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid Daarus Salaf Bukit Kencana Meteseh Semarang 


[ 46:00 | 6.6 MB ]  -  Download


Al Kabair - Bab Orang yang berdusta atas mimpinya

Silahkan simak dan download kajian Kitabu Al Kabair yang disampaikan oleh  Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid Daarus Salaf Bukit Kencana Meteseh Semarang 


[ 11:50 | 1.7 MB ]  -  Download


Minggu, 04 September 2016

Aqidah Tohawiyah - Menyebut Ahlul Kiblat dan Tidak Berdebat dalam Masalah Agama

Silahkan simak dan download kajian Aqidah Tohawiyah yang disampaikan oleh  Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid Daarus Salaf Bukit Kencana Meteseh Semarang 

Ringkasan Pembahasan :


1.
وَنُسَمِّي أَهْلَ قِبْلَتِنَا مُسْلِمِينَ مُؤْمِنِينَ، مَا دَامُوا بِمَا جَاءَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعْتَرِفِينَ، وَلَهُ بِكُلِّ مَا قَالَهُ وَأَخْبَرَ مُصَدِّقِينَ

Kita menyebut mereka yang (shalat) menghadap kiblat kita dengan (sebutan) kaum Muslimin dan kaum Mukminin selama mereka mengakui apa yang dibawa oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam dan membenarkan segala apa yang beliau ucapkan dan beritakan.


2. 
وَلَا نَخُوضُ فِي اللَّهِ، وَلَا نُمَارِي فِي دِينِ اللَّهِ


Kita tidak mengolok Allah dan tidak membantah (debat kusirdalam masalah agamaAllah.

3. 
وَلَا نُجَادِلُ فِي الْقُرْآنِ، وَنَشْهَدُ أَنَّهُ كَلَامُ رَبِّ الْعَالَمِينَ، نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ، فَعَلَّمَهُ سَيِّدَ الْمُرْسَلِينَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَهُوَ كَلَامُ اللَّهِ تَعَالَى، لَا يُسَاوِيهِ شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ الْمَخْلُوقِينَ، وَلَا نَقُولُ بِخَلْقِهِ، وَلَا نُخَالِفُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ


Kita tidak menyanggah Al-Qur’an, dan kita bersaksi bahwa ia adalah Kalam Rabbul ‘Alamin, diturunkan dengan perantaraan Ruhul Amin (Malaikat Jibril), lalu diajarkan kepada Penghulu para Nabi yaitu Muhammad shallallahu 'alaihi wa ‘ala alaihi ajma’in. Ia adalah Kalamullah yang tak akan dapat disamakan dengan ucapan makhluk-makhluk-Nya. Kita pun tidak mengatakannya sebagai makhluk dan (dengan itu) kita tidak akan menyelisihi Jama’ah kaum Muslimin.

Pengertian mengenai "Jamaah".

4. 
وَلَا نُكَفِّرُ أَحَدًا مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَةِ بِذَنْبٍ، مَا لَمْ يَسْتَحِلَّهُ
Kita tidak mengafirkan Ahli Kiblat (kaum Muslimin) hanya karena suatu dosa, selama dia tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang dihalalkan.

5.
وَلَا نَقُولُ لَا يَضُرُّ مَعَ الْإِيمَانِ ذَنْبٌ لِمَنْ عَمِلَهُ

Namun kita juga tidak mengatakabahwa dosa itu sama sekali tidak berbahaya bagi orang yang melakukannya selama ia masih beriman.



[ 1:03:46 | 9.3 MB ]  -   Download