Sabtu, 24 Desember 2016
Kitab Bulughul Maram - Bab Masjid
Silahkan simak dan download kajian Kitab Bulughul Maram Bab Masjid yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid At Taqwa Gunung Pati Semarang
[ 27:13 | 4.7 MB ]
Kitab Arbain Nawawiyah Hadist No. 6
Silahkan simak dan download kajian Kitab Arbain Nawawiyah Hadist No.6 yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid At Taqwa Gunung Pati Semarang
[ 31:54 | 5.5 MB ]
الحديث السادس
[ عن أبي عبد الله النعمان بن بشير رضي الله عنهما قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول : إن الحلال بين وإن الحرام بين وبينهما أمور مشتبهات لا يعلمهن كثير من الناس فمن اتقى الشبهات فقد استبرأ لدينه وعرضه ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام كالراعي يرعى حول الحمى يوشك أن يرتع فيه ألا وإن لكل ملك حمى ألا وإن حمى الله محارمه ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب ] رواه البخاري ومسلم
Dari Abu abdillah An-nu’man bin basyir rodhiyallohu 'anhuma berkata : aku mendengar Rosulullohi shalollohu 'alaihi wasalam berkata :” sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang harom itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara- perkara yang syubhat / meragukan ,yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Maka barangsiapa yang menjauhi perkara- perkara syubhat tersebut maka dia telah menyelamatkan agama dan kehormatan dia, dan barangsiapa yang terjatuh didalam perkara- perkara syubhat ini maka dia terjatuh didalam sesuatu yang harom, seperti seorang penggembala yang menggembala disekitar daerah yang terlarang, maka sangat mungkin dia menggembala didalamnya. Ketahuilah sesungguhnya didalam jasad ada segumpal daging yang apabila bagus maka baguslah seluruh jasad itu, dan apabila rusak maka akan rusak seluruh jasad itu, ketahuilah bahwa itu adalah alqolb (jantung).
(diriwayatkan oleh imam Al-bukhory dan imam Muslim). ***shohih Bukhory no. 52, shohih Muslim no. 1599.
Berkata Syaih Utsaimin rohimahullohu Ta’ala (164) : hadits ini menjelaskan tentang anjuran untuk menjauhi perkara-perkara yang syubhat (meragukan), akan tetapi disyaratkan apabila ada petunjuk yang menunjukkan bahwa perkara itu adalah syubhat, jika tidak maka hal itu adalah was was dan berlebih lebihan. Apabila perkara tersebut adalah syubhat maka seseorang hendaknya bersifat waro’ (berhati-hati) dan menjauhinya. Adapun asal baiknya seseorang adalah pada hatinya, apabila baik hatinya maka akan baik badannya secara keseluruhan demikian juga sebaliknya. Dari sini dapat diambil faidah untuk seseorang benar-benar memperhatikan perkara hati lebih banyak daripada perkara-perkara yang berkaitan dengan amalan yang tampak.
Berkata Al Imam Ibnu Daqiq al-Ied rohimahullohu Ta’ala (173) : adapun makna kalimat (dan barangsiapa yang terjatuh didalam perkara- perkara syubhat ini maka dia terjatuh didalam sesuatu yang harom) ada dua sisi. Sisi yang pertama : bahwa orang yang tidak bertaqwa dan berani untuk masuk dalam perkara yang syubhat akan membawa dia kepada sesuatu yang harom dan bergampang gampang di dalam kehidupannya untuk masuk dalam keharoman, sebagaimana pepatah “dosa kecil bisa menggiring kepada dosa besar, dan dosa kecil membawa kepada kekufuran” sebagaimana didalam sebagian riwayat “kemaksiatan adalah posnya kekufuran”. Sisi yang kedua : bahwa seseorang yang banyak melakukan perkara syubhat akan membuat hatinya gelap disebabkan hilangnya cahaya ilmu dan waro’ nya, sehingga dia terjatuh kepada keharoman dengan tidak sadar, yang kadang-kadang dia bisa berdosa dengannya dikarenakan dia meremehkan perkara ini.
Berkata Syaih Utsaimin rohimahullohu Ta’ala (164) : hadits ini menjelaskan tentang anjuran untuk menjauhi perkara-perkara yang syubhat (meragukan), akan tetapi disyaratkan apabila ada petunjuk yang menunjukkan bahwa perkara itu adalah syubhat, jika tidak maka hal itu adalah was was dan berlebih lebihan. Apabila perkara tersebut adalah syubhat maka seseorang hendaknya bersifat waro’ (berhati-hati) dan menjauhinya. Adapun asal baiknya seseorang adalah pada hatinya, apabila baik hatinya maka akan baik badannya secara keseluruhan demikian juga sebaliknya. Dari sini dapat diambil faidah untuk seseorang benar-benar memperhatikan perkara hati lebih banyak daripada perkara-perkara yang berkaitan dengan amalan yang tampak.
Berkata Al Imam Ibnu Daqiq al-Ied rohimahullohu Ta’ala (173) : adapun makna kalimat (dan barangsiapa yang terjatuh didalam perkara- perkara syubhat ini maka dia terjatuh didalam sesuatu yang harom) ada dua sisi. Sisi yang pertama : bahwa orang yang tidak bertaqwa dan berani untuk masuk dalam perkara yang syubhat akan membawa dia kepada sesuatu yang harom dan bergampang gampang di dalam kehidupannya untuk masuk dalam keharoman, sebagaimana pepatah “dosa kecil bisa menggiring kepada dosa besar, dan dosa kecil membawa kepada kekufuran” sebagaimana didalam sebagian riwayat “kemaksiatan adalah posnya kekufuran”. Sisi yang kedua : bahwa seseorang yang banyak melakukan perkara syubhat akan membuat hatinya gelap disebabkan hilangnya cahaya ilmu dan waro’ nya, sehingga dia terjatuh kepada keharoman dengan tidak sadar, yang kadang-kadang dia bisa berdosa dengannya dikarenakan dia meremehkan perkara ini.
Minggu, 04 Desember 2016
Aqidah Tohawiyah - Hakikat Keimanan
Silahkan simak dan download kajian Aqidah Tohawiyah tentang Hakikat Keimanan yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid Daarus Salaf Bukit Kencana Semarang.
Pembahasan :
Ada sebuah kisah seorang pelacur yang diampuni semua dosanya dan dimasukkan kedalam surga hanya karena pelacur tersebut memberikan minum pada anjing yang kehausan dengan sepatunya.
Kisah lain seorang yang telah membunuh 100 orang sebab dia tidak mendapatkan kesempatan diampuni dosanya setiap kali dia bertanya pada orang alim, setelah dia mendatangi orang yang berilmu baru dia mendapatkan jawaban yang memuaskan yaitu ada kesempatan untuk tobat niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa nya, kemudian orang tersebut hijrah dan akhirnya dia meniggal ditengah perjalanannya. Dalam kisah terebut, dia masuk surga.
Bagaimana mungkin orang yang sebelumnya berlumuran dengan dosa pada akhir hidupnya dapat masuk surga sebab suatu amalan yang ringan ? Apa yang menyebabkan Allah mengampuni dosanya dan memasukkan orang tersebut ke dalam surga Nya ?
Simak penjelasannya pada kajian berikut ini.
[ 1:32:16 | 15.8 MB ] - Download
Pembahasan :
Ada sebuah kisah seorang pelacur yang diampuni semua dosanya dan dimasukkan kedalam surga hanya karena pelacur tersebut memberikan minum pada anjing yang kehausan dengan sepatunya.
Kisah lain seorang yang telah membunuh 100 orang sebab dia tidak mendapatkan kesempatan diampuni dosanya setiap kali dia bertanya pada orang alim, setelah dia mendatangi orang yang berilmu baru dia mendapatkan jawaban yang memuaskan yaitu ada kesempatan untuk tobat niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa nya, kemudian orang tersebut hijrah dan akhirnya dia meniggal ditengah perjalanannya. Dalam kisah terebut, dia masuk surga.
Bagaimana mungkin orang yang sebelumnya berlumuran dengan dosa pada akhir hidupnya dapat masuk surga sebab suatu amalan yang ringan ? Apa yang menyebabkan Allah mengampuni dosanya dan memasukkan orang tersebut ke dalam surga Nya ?
Simak penjelasannya pada kajian berikut ini.
Sabtu, 26 November 2016
Kitab Bulughul Maram - Bab Pembatas Sholat
Silahkan simak dan download kajian Kitab Bulughul Maram Bab Pembatas Sholat yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid At Taqwa Gunung Pati Semarang
[ 23:09 | 4.0 MB ] - Download
Kitab Arbain Nawawiyah Hadist No 4
Silahkan simak dan download kajian Kitab Arbain Nawawiyah Hadist No.4 yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid At Taqwa Gunung Pati Semarang
[ 30:22 | 5.2 MB ] - Download
الحديث الرابع
[ عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : حدثنا رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم وهو الصادق المصدوق : إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم يكون علقة مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح ويؤمر بأربع كلمات : بكتب رزقه وأجله وعمله وشقي أو سعيد فو الله الذي لا إله غيره إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها ] رواه البخاري ومسلم
[ عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : حدثنا رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم وهو الصادق المصدوق : إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم يكون علقة مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح ويؤمر بأربع كلمات : بكتب رزقه وأجله وعمله وشقي أو سعيد فو الله الذي لا إله غيره إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها ] رواه البخاري ومسلم
Berkata Syaih Utsaimin rohimahullohu Ta’ala (139) : adapun makna (kemudian taqdir dia telah mendahuluinya maka berbuatlah dia dengan amalan penghuni neraka sampai akhirnya dia masuk kedalam neraka) : yakni dia meninggalkan amalan- amalan yang dulu pernah dia lakukan disebabkan adanya sesuatu (yang jelek baik niat dsb) yang dia sembunyikan, (dan kita berlindung kepada Alloh dari hal yang demikian ini), sehingga menggiring dia ke neraka. Dan janganlah kalian berburuk sangka terhadap Alloh Ta’ala, demi Alloh, seseorang yang mendekatkan diri kepada Alloh dengan jujur dan beramal sholeh dengan ikhlas pasti akan Alloh muliakan selama-lamanya dan tidak mungkin Alloh sia- siakan. Alloh lebih mulia dari hambanya, akan tetapi mesti harus ada ujian terhadap hatinya.
Berkata Al Imam Ibnu Daqiq al-Ied rohimahullohu Ta’ala (148) : faidah dari hadits ini diantaranya adalah untuk seseorang tidak menoleh dan terlalu bergantung kepada amalan –amalan yang telah dia lakukan, bahkan hendaknya menyerahkan diri dia kepada kemurahan dan rohmat Alloh Ta’ala.
Minggu, 13 November 2016
Kitab Al Kabair (Bab Ridho Terhadap Kemaksiatan)
Silahkan simak dan download kajian Kitabu Al Kabair (Bab Ridho Terhadap Kemaksiatan) yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid Daarus Salaf Bukit Kencana Meteseh Semarang
[ 26:13 | 4.5 MB ] - Download
Sabtu, 12 November 2016
Bulughul Maram - Syarat Sholat
Silahkan simak dan download kajian Kitab Bulughul Maram Bab Syarat-syarat Sholat yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid At Taqwa Gunung Pati Semarang
[ 22:43 | 3.9 MB ] - Download
Minggu, 06 November 2016
Kitab Thoriq Al Hijrotain
Silahkan simak dan download kajian Kitab Toriq Al Hijrotain yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid Daarus Salaf Bukit Kencana Semarang.
[ 34:30 | 6 MB ] - Download
Surat Al Fatir : 32-33
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ -
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
(Bagi mereka) surga `Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.
Penjelasan :
Terdapat tiga kelompok pada ayat 32 surat Al Fatir (menganiaya diri sendiri, pertengahan, dan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan). Para Ulama memperselisihkan apakah kelompok orang-orang yang mendholimi dirinya masih termasuk kaum mukminin atau tidak, dan pendapat yang benar menurut Ibnu Qoyyim dalam kitabnya Thoriq Al Hijrotain bahwa ketiga kelompok tersebut semuanya masuk surga. Di dalam kitab ini juga dijelaskan sifat-sifat dari tiga kelompok tersebut.
Matan dan Penjelasan Aqidah Tohawiyah 89 - 97
Silahkan simak dan download kajian Aqidah Tohawiyah Point 89-97 yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid Daarus Salaf Bukit Kencana Semarang.
[ 58:27 | 10 MB ] - Download
Sabtu, 29 Oktober 2016
Kitab Bulughul Maram Bab Adzan
Silahkan simak dan download kajian Kitab Bulughul Maram Bab Adzan yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid At Taqwa Gunung Pati Semarang
[ 11:57 | 2.7 MB ] - Download
Kitab Arbain Nawawiyah Hadist No 3 - Rukun Islam & Iman
Silahkan simak dan download kajian Kitab Arbain Nawawiyah Hadist No.3 yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid At Taqwa Gunung Pati Semarang
[ 48:07 | 6.9 MB ] - Download
الحديث الثالث [ عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله تعالى عنهما قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول : بني الإسلام على خمس : شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان ] رواه البخاري ومسلم
Dari Abu abdirrohman Abdulloh bin umar bin al-khottob rodhiyallohu 'anhuma berkata : aku mendengar Rosulullohi shalollohu 'alaihi wasalam berkata :” islam dibangun diatas lima perkara : syahadat bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh, dan menegakkan sholat, dan membayar zakat, dan haji ke al bait (alharom), dan puasa romadhon”. (diriwayatkan oleh imam Al-bukhory dan imam Muslim). *** shohih Bukhory no.8 dan shohih Muslim no. 16.
Jumat, 23 September 2016
Syarh Arba'in An Nawawiyah Hadist ke 12 - 14
بِسْمِ اللّهِ الرَّحمنِ الرَّحيمِ
Terjemahan Arba'in An Nawawiyah dan Penjelasannya
Hadist ke 12 -14
Hadist No.12
الحديث الثانى عشر
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه . حديث حسن رواه الترمذي وغيره وهكذا.
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu 'anhu berkata : berkata Rosululloh shalollohu 'alaihi wasalam :” termasuk dari kebaikan islamnya seseorang adalah dengan dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. (Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Imam At tirmidzy dan selainnya semisalnya).
*** Sunan At Tirmidzy no. 2317.
Derajat hadits : dhoif /lemah mursal, akan tetapi dishohihkan oleh Asy Syaih Al Albany di shohih dan dhoif Sunan At Tirmidzy no. 2317.
Berkata Syaih Utsaimin rohimahullohu Ta’ala (225): maksud dari kalimat -hal yang tidak bermanfaat- yakni apa-apa yang tidak penting, maka ini seperti perkataan Nabi shalollohu 'alaihi wasalam : -barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir hendaknya dia berkata yang benar atau diam-, karena ada persamaan di beberapa sisi.
Hadist No.13
الحديث الثالث عشر
[ عن أبي حمزة أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه خادم رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه ] رواه البخاري ومسلم.
[ عن أبي حمزة أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه خادم رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه ] رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik rodhiyallohu 'anhu Pelayan Rosul shalollohu 'alaihi wasalam dari Nabi shalollohu 'alaihi wasalam berkata :” tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai diri dia sendiri.”
*** shohih Al Bukhory no. 13, dan shohih Muslim no. 45.
الحديث الرابع عشر
[ عن ابن مسعود رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم لا يحل دم امرئ مسلم إلا بإحدى ثلاث : الثيب الزاني والنفس بالنفس والتارك لدينه المفارق للجماعة ] رواه البخاري ومسلم.
[ عن ابن مسعود رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم لا يحل دم امرئ مسلم إلا بإحدى ثلاث : الثيب الزاني والنفس بالنفس والتارك لدينه المفارق للجماعة ] رواه البخاري ومسلم.
Dari Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu 'anhu berkata : berkata Rosululloh shalollohu 'alaihi wasalam :” tidaklah halal darahnya seorang muslim (untuk ditumpahkan) kecuali untuk orang yang melakukan salah satu dari tiga perkara, yaitu seseorang yang sudah menikah kemudian dia berzina, seseorang yang membunuh muslim yang lain, dan seseorang yang keluar dari agama islam yang memisahkan diri dari jama’ah.”
*** shohih Al Bukhory no. 6878, dan shohih Muslim no.1676.
سبحانك اللهم ربنا وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك و أتوب إليك
Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi Al Indonisiy
(Pengajar Ma'had Daarus Salaf Semarang)
Semarang, 15 Jumadil Awal 1437
Minggu, 11 September 2016
Bulughul Maram - Hukum Dua Hari Raya
Silahkan simak dan download kajian Hukum Dua Hari Raya yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid Daarus Salaf Bukit Kencana Meteseh Semarang
[ 46:00 | 6.6 MB ] - Download
Al Kabair - Bab Orang yang berdusta atas mimpinya
Silahkan simak dan download kajian Kitabu Al Kabair yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid Daarus Salaf Bukit Kencana Meteseh Semarang
[ 11:50 | 1.7 MB ] - Download
Minggu, 04 September 2016
Aqidah Tohawiyah - Menyebut Ahlul Kiblat dan Tidak Berdebat dalam Masalah Agama
Silahkan simak dan download kajian Aqidah Tohawiyah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid Daarus Salaf Bukit Kencana Meteseh Semarang
Ringkasan Pembahasan :
1.
2.
5.
Namun kita juga tidak mengatakan bahwa dosa itu sama sekali tidak berbahaya bagi orang yang melakukannya selama ia masih beriman.
[ 1:03:46 | 9.3 MB ] -
Download
Ringkasan Pembahasan :
1.
وَنُسَمِّي أَهْلَ قِبْلَتِنَا مُسْلِمِينَ مُؤْمِنِينَ، مَا دَامُوا بِمَا جَاءَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعْتَرِفِينَ، وَلَهُ بِكُلِّ مَا قَالَهُ وَأَخْبَرَ مُصَدِّقِينَ
Kita menyebut mereka yang (shalat) menghadap
kiblat kita dengan (sebutan) kaum Muslimin dan kaum Mukminin selama mereka
mengakui apa yang dibawa oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam dan membenarkan segala apa yang beliau
ucapkan dan beritakan.
وَلَا نَخُوضُ فِي اللَّهِ، وَلَا نُمَارِي فِي
دِينِ اللَّهِ
Kita tidak mengolok Allah
dan tidak membantah (debat kusir) dalam
masalah agamaAllah.
3.
وَلَا نُجَادِلُ فِي الْقُرْآنِ، وَنَشْهَدُ
أَنَّهُ كَلَامُ رَبِّ الْعَالَمِينَ، نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ،
فَعَلَّمَهُ سَيِّدَ الْمُرْسَلِينَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ. وَهُوَ كَلَامُ اللَّهِ تَعَالَى، لَا يُسَاوِيهِ شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ
الْمَخْلُوقِينَ، وَلَا نَقُولُ بِخَلْقِهِ، وَلَا نُخَالِفُ جَمَاعَةَ
الْمُسْلِمِينَ
Kita tidak menyanggah Al-Qur’an, dan kita bersaksi
bahwa ia adalah Kalam Rabbul ‘Alamin, diturunkan dengan perantaraan Ruhul Amin (Malaikat Jibril), lalu diajarkan kepada Penghulu para Nabi
yaitu Muhammad shallallahu 'alaihi wa ‘ala alaihi ajma’in. Ia adalah Kalamullah yang tak
akan dapat disamakan dengan ucapan
makhluk-makhluk-Nya. Kita pun tidak mengatakannya sebagai makhluk dan (dengan
itu) kita tidak
akan menyelisihi Jama’ah kaum Muslimin.
Pengertian mengenai "Jamaah".
4.
وَلَا نُكَفِّرُ أَحَدًا مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَةِ بِذَنْبٍ، مَا
لَمْ يَسْتَحِلَّهُ
Kita tidak mengafirkan Ahli Kiblat (kaum Muslimin) hanya karena suatu dosa, selama dia tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang dihalalkan.
وَلَا نَقُولُ لَا يَضُرُّ مَعَ الْإِيمَانِ ذَنْبٌ لِمَنْ عَمِلَهُ
Namun kita juga tidak mengatakan bahwa dosa itu sama sekali tidak berbahaya bagi orang yang melakukannya selama ia masih beriman.
Minggu, 21 Agustus 2016
Syarh Arba'in An Nawawiyah Hadist ke 9 - 10
بِسْمِ اللّهِ الرَّحمنِ الرَّحيمِ
Terjemahan Arba'in An Nawawiyah dan Penjelasannya
Hadist ke 9 -10
Hadist No.9
الحديث العاشر
[ عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم : إن الله تعالى طيب لا يقبل إلا طيبا وإن الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين فقال تعالى { يا أيها الرسل كلوا من الطيبات واعملوا صالحا } وقال تعالى { يا أيها الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم } ثم ذكر الرجل يطيل السفر أشعث أغبر يمد يديه إلى السماء : يا رب يا رب ومطعمه حرام وملبسه حرام وغذي بالحرام فأنى يستجاب له ] رواه مسلم
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu 'anhu berkata :berkata Rosulullohi shalollohu 'alaihi wasalam :”sesungguhnya Alloh Ta’ala itu adalah bagus, dan tidaklah mau menerima kecuali dari yang bagus. Dan sesungguhnya Alloh memerintahkan kaum mukminin dengan sesuatu yang Alloh perintahkan juga kepada para Rosul. Maka Alloh berfirman :(wahai para rosul makanlah dari yang bagus dan beramalah dengan amalan yang sholeh) dan firman Alloh :(wahai orang-orang yang beriman makanlah kalian dari yang bagus dari apa-apa yang aku rezekikan kepada kalian). Kemudian beliau shalollohu 'alaihi wasalam menyebutkan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan yang panjang, rambutnya tidak teratur dan berdebu, sambil mengangkat kedua tangannya kelangit dan berkata ya Robby ya Robby. Sedangkan makanannya adalah dari yang harom dan pakaiannya dari harom dan kenyang dari yang harom. Lalu bagaimana doanya bisa dikabulkan?.”
(diriwayatkan oleh imam Muslim no, 1015).
Berkata Al Imam Ibnu Daqiq al-Ied rohimahullohu Ta’ala (218) : makna kalimat (Lalu bagaimana doanya bisa dikabulkan?) yakni bagaimana mungkin bisa dikabulkan doa orang yang demikian sifatnya, Karena dia tidaklah pantas untuk dikabulkan doanya. Akan tetapi kadang-kadang Alloh mengabulkan doanya, sebagai bentuk pemuliaan dan kelembutan serta kedermawanan Alloh terhadap dia .
Berkata Syaih Utsaimin rohimahullohu Ta’ala (207) : makna (tidaklah mau menerima kecuali dari yang bagus) yakni bahwa Alloh tidak mau menerima kecuali sesuatu yang baik dari perkataan, perbuatan, dan sebagainya, dan segala sesuatu yang buruk maka akan tertolak disisi Alloh, dan tidaklah diterima oleh Alloh kecuali sesuatu yang baik.
Hadist No.10
الحديث الحادي عشر
[ عن أبي محمد الحسن بن علي بن أبي طالب سبط رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم وريحانته رضي الله عنهما قال : حفظت من رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم دع ما يريبك إلى ما لا يريبك ]
رواه الترمذي والنسائي وقال الترمذي : حديث حسن صحيح
Dari Abu muhamad Al hasan bin Ali bin Abi tholib rodhiyallohu 'anhuma cucu dan kesayangan Rosululloh shalollohu 'alaihi wasalam berkata : aku menghapal dari (perkataan) Rosululloh shalollohu 'alaihi wasalam :” tinggalkanlah apa-apa yang engkau ragu-ragu padanya kepada apa-apa yang engkau tidak ragu-ragu padanya”.
*** diriwayatkan oleh Imam At tirmidzy (sunan at tirmidzy no. 2518) dan Imam An nasai (sunan an nasai, no.5811) dan berkata Imam At tirmidzy : hadits hasan shohih.
Derajat hadits : Shohih, dan dishohihkan oleh Asy Syaih Al Albany di Irwaul Gholil no.12.
Berkata Syaih Utsaimin rohimahullohu Ta’ala (222): semua ini dengan syarat bukan dari was was ,apabila muncul dari waswas/suka ragu ragu maka tidak boleh menoleh padanya, dengan cara meninggalkan yang meragukan kepada yang tidak meragukan. Oleh karena itu para ulama rohimahullohu Ta'ala mengatakan : keraguan jika terlalu banyak maka tidak diperhatikan, karena hal itu adalah waswas.
سبحانك اللهم ربنا وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك و أتوب إليك
Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi Al Indonisiy
(Pengajar Ma'had Daarus Salaf Semarang)
Semarang, 15 Jumadil Awal 1437
Rabu, 10 Agustus 2016
Tanya Jawab Derajat Hadist Doa Malaikat Jibril Menjelang Ramadhan
بِسْمِ اللّهِ الرَّحمنِ
الرَّحيمِ
إِنَّ
الحمدَ للّه، نحمدُه ونستعينُه ونستغفرُه، ونعوذُ باللّه من شرور أنفسِنا ومن
سيِّئات أعمالِنا، من يهده الله فلا مُضِلَّ له، ومن يضلِلْ فلا هادي له، وأشهد
أنْ لا إِله إِلا الله وحده لا شريكَ له، وأشهد أنَّ محمداً عبده ورسوله.
"يا
أيُّها الذينَ آمنوا اتَّقوا اللّه حقَّ تُقاتِه ولا تَموتُنَّ إلا وأنتُم
مُسلمونَ " .
"يا
أيها الناس اتَّقوا ربكم الذي خَلَقَكُم من نفسٍ واحدةٍ وخلقَ منها زوجَها وبَثَّ
منهُما رِجالاً كثيراً ونساءً واتَّقوا الله الذي تساءَلونَ به والأرْحامَ إِنَّ اللّه كانَ عليكم
رَقيباً"
"يا
أيها الذينَ آمنوا اتَقوا اللّه وقولوا قولاً سَديداً. يُصْلحْ لكُم أعْمالَكم
ويَغْفِرْ لكم ذُنوبكم ومَن يُطِع اللّه ورَسولَه فقد فازَ فوزاً عَظيماً" .
"أما بعدُ؛ فإن أصدقَ الحديثِ كتابُ
اللّه، وأحسنَ الهديِ هديُ محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -، وشر الأمورِ محدثاتها،
وكلَّ محدثةٍ بدعةٌ ، وكل بدعة ضلالةٌ ، وكل ضلالةٍ في النار.
Pertanyaan.
Assalamu'alaikum wr.wb
ustadz saya mau tanya, saya pernah baca blog kumpulan
do'a yang salah satu do'a isinya begini:
Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal- hal yang berikut:
- Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)
- tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri
- tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitar
Maka Rasulullahpun mengatakan amiin sebanyak 3 kali. Dapat kita bayangkan, yang berdo'a adalah
Malaikat dan yang mengamiinkan adalah Rasullullah dan para sahabat,
dan dilakukan pada hari
Jum'at. yang mau saya tanyakan apakah ada dalil ataupun hadisnya dan sahih do'a
tersebut, demikian pertanyaan saya ucapkan banyak
terimakasih. aslamu'alaikum wr. wb.
Jawaban:
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهد الله فهو المهتد ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.أما بعد:
Adapun hadits yang saudara sebutkan sudah kami cari
diberbagai mashodir atau kitab-kitab induk baik mutun ataupun kitab-kitab yang
berkaitan dengan hadits-hadits dhoif dan maudhu', baik di maktabah (perpustakaan) Darul hadits Damaj
ataupun di jihaz komputer, akan tetapi tidak kami dapati bahkan yang semaknapun
tidak kami dapati.
Beranjak dari ini semua kami mengatakan bahwa hadits
yang dimaksud adalah dhoif maudhu' atau dibuat-buat yang tidak boleh
disandarkan kepada Rosul sholollohu alaihi wasalam dan tidak boleh beramal
dengannya, atau bisa juga dikatakan hadits tersebut laasla lahu (tidak ada asalnya),
yang akan kami jelaskan keterangannya insyaAlloh ta'ala.
Hadits maudhu' banyak jumlahnya, Alloh Subhanahu wa
Ta'ala saja yang tahu secara rinci.
Berkata Al imam As sakhowy rohimahulloh di kitab
beliau Fathul mughis (1:217) :
"Berkata Hamad bin zaid rohimahulloh sebagaimana
dikeluarkan oleh Al uqaily : para zindiq telah membuatnya 14 ribu hadits. Juga
Abdulkarim bin abi auja yang disalib oleh Muhamad bin sulaiman amir basrah,
mengaku telah membuat 4 ribu hadits, dan banyak lagi."
Adapun hukum bagi seseorang mengatakan suatu hadits
tertentu shohih atau hasan atau dhoif itu adalah boleh, apabila terpenuhi pada
dia syarat-syarat sebagaimana dinukilkan oleh Al imam As sakhowy rohimahulloh
di kitab beliau Fathul mughis (1:36)
perkataan imam Annawawi rohimahulloh berikut ini :
وقال الشيخ أبو زكريا يحيى النووي رحمه الله الأظهر عنده جوازة وهو ممكن لمن تمكن وقويت معرفته لتسير طرقه
dan yang benar menurutku adalah bolehnya (tashih dan
tad'if) dan itu adalah mungkin bagi yang mempunyai kemampuan dan kuat
pengetahuannya untuk mengumpulkan jalan-jalan hadits tersebut.
Adapun kami penulis hanyalah mampu untuk sekedar
mengumpulkan dan mencari jalan-jalan hadits dengan apa yang Alloh Subhanahu wa
Ta'ala mudahkan dengan sedikit pengetahuan yang ada, wallahul musta'an.
Alasan-alasan kenapa hadits ini dikatakan maudhu' la
ashla lahu :
1. Menyelisihi kaidah ushul syari'at Islam.
Berkata Imam Ibnu alJauzy rohimahulloh :
قال ابن الجوزي وكل حديث رأيته يخالفه العقول أو يناقض الأصول فاعلم أنه موضوع فلا يتكلف اعتباره أي لا تعتبر رواته ولا تنظر في مجرحهم أو يكون مما يدفعه الحسن والمشاهدة أو مباينا لنص الكتاب أو السنة التواترة أو الإجماع القطعي حيث لا يقبل شيء من ذلك التأويل أو يتضمن الإفراط بالوعيد الشديد على الأمر اليسير أو بالوعد العظيم على الفعل اليسير وهذا الأخير كثير موجود في حديث القصاص والطرقية
dan setiap hadits yang engkau lihat menyelisihi
akal (sehat) atau menyelisihi dasar-dasar agama, maka ketahuilah itu adalah
maudhu', maka tidak perlu bersusah payah untuk melihat keadaan periwayatnya
ataupun bentuk celaannya, atau bisa diketahui juga dengan penyelisihan hadits
tersebut dengan panca indra dan kenyataan, ataupun penyelisihannya terhadap nas
kitab ataupun sunah mutawatir ataupun ijma qothi yang tidak ada padanya takwil,
ataupun hadits tersebut menyebutkan suatu ancaman yang keras terhadap perkara
yang ringan, ataupun ancaman yang besar terhadap perbuatan yang mudah, dan yang
terakhir ini banyak dijumpai di hadits-hadits tentang kisah-kisah dan
thoriqoh-thoriqoh.(selesai)
Adapun hadits yang saudara bawakan dikatakan maudhu'
dari sisi bahwa hadits tersebut menyelisi kaidah agama yang tidak boleh
seseorang jahil tentangnya yaitu : bahwa syarat diterima amalan adalah dua,
yang pertama niat ihlas untuk Alloh Ta'ala semata, yang kedua mencocoki sunah
Nabi , sebagaimana disebutkan oleh para ulama diantaranya Fudhoil bin iyadh
rohimahulloh . Hal ini adalah sesuatu yang harus diketahui oleh seorang muslim
yang tidak boleh jahil tentangnya , adapun lafaz hadits yang dimaksud
menyebutkan bahwa malaikat Jibril alaihi salam meminta agar Alloh Subhanahu wa
Ta'ala tidak menerima puasa romadhon bagi orang yang tidak melakukan hal-hal
yang disebutkan dalam Hadits tersebut jadi bisa dianggap
hal-hal tersebut adalah syarat atau rukun diterimanya ibadah puasa seorang
hamba, dan tidak ada seorangpun yang berpendapat demikian dari kalangan ulama,
dan hal ini cukup jelas tidak menjadi isykal bagi seorangpun. Menyatakan suatu
perbuatan sebagai syarat atau rukun suatu amalan harus butuh kepada dalil baik
alquran atau sunah yang shohih, apabila tidak didapatkan maka terlarang bagi
seseorang untuk menetapkannya.
Kemudian, sebagaimana sudah kita ketahui bahwa agama
Islam adalah mudah sebagaimana sebagaimana disampaikan Rosululloh shollallohu
'alaihi wasallam dari hadits Anas rodhiyalloh 'anhu muttafaqun 'alaih:
( يسروا ولا تعسروا )
"Mudahkanlah oleh kalian dan jangan
disulit-sulitkan".
Adapun hal-hal yang disebutkan di dalam hadits
tersebut sangatlah sulit, dan tidak masuk akal serta tidak ada dhobet
(batasan-batasan yang jelas) khususnya dengan kalimat (orang-orang sekitarnya).
2. Alasan yang kedua bahwa hadits ini tidak
didapatkan di kitab-kitab induk yang dikenal.
Berkata Imam Ibnu alJauzy sebagaimana dinukilkan imam
Assuyuthy di Tadriburrowi 247 : dan makna menyelisihi ushul yaitu keluar dari
buku-buku islam baik berupa musnad-musnad ataupun kitab-kitab terkenal.
Berkata Syaih Muqbil alwadi'I rohimahulloh Ta'ala di Alfatawa
alhaditsiyah (401): makna (la asla lahu) yaitu tidak ditemukan di buku-buku
islam hanya saja itu adalah kalimat-kalimat yang didengar oleh manusia.
Jenis-jenis
para pembuat Hadits-hadits maudhu' (sebagaimana disebutkan oleh Al imam As sakhowy rohimahulloh Ta'ala di kitab beliau Fathul mughis (1:217-224):
Diantaranya
- Zindiq para munafiq yaitu orang-orang kafir yang menampakkan iman, mereka lakukan ini agar manusia jauh dari islam.
- Kelompok-kelompok sesat seperti rofidoh, khowarij, qodariy، dsb.
- Orang-orang yang dekat dengan kholifah dan pembesar agar mencocoki keinginan mereka.
- Orang-orang yang ingin mencela manusia yang tidak mereka sukai.
- Orang-orang yang mencari rezeki dengan kisah-kisah dan nasehat-nasehat mereka.
- Orang-orang yang berfatwa dengan akal mereka kemudian membuat hadits untuk mendukungnya.
- Jenis yang paling berbahaya yaitu orang-orang ahli zuhud dan kebaikan, mereka buat untuk mengajak manusia dalam ketaatan.
- Tidak sengaja atau keteledoran dari perowi hadits.
- Kadzabun para pendusta secara umum.
Cara mengetahui
bahwa suatu hadits dihukumi maudhu (sebagaimana disebutkan oleh Al imam
As sakhowy rohimhulloh di kitab beliau Fathul mughis (1:226-228):
- Menyelisihi qoidah-qoidah syariat, sebagaimana sudah dijelaskan.
- Tidak didapat didalam kitab-kitab induk.
- Pengakuan dari pembuatnya.
- Keadaan yang semisal dengan pengakuan pembuatnya, seperti berdusta tentang tahun dia mendengarnya dari syaihnya, ternyata syaih tersebut di tahun itu sudah meninggal.
Penulis tidak menyatakan 'ismah yakni tidak terlepas
dari kesalahan dan keteledoran, maka barang siapa dari pembaca menemukan lafaz
hadits tersebut dikitab-kitab induk hendaknya menyampaikannya kepada penulis.
Memang penulis jumpai sebuah hadits yang dikeluarkan
oleh Al imam Ibnu Hibban yang lafaznya berikut ini:
عن أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه و سلم
صعد المنبر فقال : ( آمين آمين آمين ) قيل : يا رسول الله إنك حين صعدت المنبر قلت
: آمين آمين آمين قال : ( إن جبريل أتاني فقال : من أدرك شهر رمضان ولم يغفر له فدخل
النار فأبعده الله قل : آمين فقلت : آمين ومن أدرك أبوية أو أحدهما فلم يبرهما فمات
فدخل النار فأبعده الله قل : آمين فقلت : آمين ومن ذكرت عنده فلم يصل عليك فمات فدخل
النار فأبعده الله قل : آمين فقلت : آمين )
Dari Abu huroiroh rodhiyalloh
'anhu bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam menaiki mimbar kemudian
berkata : (" Aamiin aamiin aamiin", maka dikatakan kepadanya : ya
rosululloh sesungguhnya engkau ketika menaiki mimbar berkata aamiin aamiin
aamiin, kemudian beliau menjawab "sesungguhnya Jibril mendatangiku
kemudian berkata : barangsiapa mendapati bulan Romadhon dan tidak diampuni
kemudian masuk neraka maka Alloh ta'ala menjauhkan dia, katakanlah aamiin, maka
aku katakan aamiin. Barangsiapa mendapati kedua orangtuanya atau salah satunya
kemudian tidak berbuat baik kepada keduanya kemudian masuk neraka maka Alloh
ta'ala menjauhkan dia, katakanlah aamiin, maka aku katakan aamiin. Barangsiapa
yang disebutkan namamu kemudian tidak memberikan sholawat untukmu kemudian
masuk neraka maka Alloh ta'ala menjauhkan dia, katakanlah aamiin, maka aku
katakan aamiin").
Ini adalah lafaz hadits yang ma'ruf diketahui oleh
banyak orang dari hadits Abu Huroiroh rodhiallohu 'anhu yang dikeluarkan oleh
Ibnu hibban, Ibnu khuzaimah, Annasai fil kubro dan Abu ya'la rohimahumulloh,
dan dari hadits Ka'ab bin 'ujroh rodhiallohu 'anhu yang dikeluarkan oleh Alhakim rohimahulloh,
dan dari hadits Ibnu abbas rodhiallohu 'anhu
yang dikeluarkan oleh Aththobrany rohimahulloh, dan dari hadits Abdulloh
bin alharits rodhiallohu 'anhu yang
dikeluarkan oleh Albazar rohimahulloh.
Hadits ini derajatnya shohih lighoirihi bi majmu'
thuruqihi (shohih dengan banyaknya jalan).
Apabila kita perhatikan lafaz hadits ini dengan lafaz
hadits yang saudara bawakan ada sedikit kemiripan dalam segi siyaq atau
susunan, seakan-akan hadits yang saudara tanyakan disusun oleh pembuatnya untuk
menyelisi atau menandingi hadits Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam
tersebut. Wallohu a'lamu bishshowab.
Penutup.
Demikian akhir dari tulisan ini kami
buat, semoga bermanfaat untuk penulis dan pembaca.
Dan penulis meminta ampun kepada
Alloh Subhanahu wa Ta'ala atas segala kesalahan yang penulis buat.
Berkata Imam Ibnul Qoyim rohimahullohu Ta'ala didalam bukunya Al
kaafiyah asy syaafiyah fil intishaari lil firqotin naajiyah (al qoshiidah an
nuuniyah):
يا رب غفرا قد
طغت أقلامنا ... يا رب معذرة من الطغيان
Wahai robku mohon ampun atas tergelincirnya penaku
Wahai robku mohon 'udzur
dari ketergelinciranku.
سبحانك اللهم
ربنا وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك و أتوب إليك
Semarang, 15 Jumadil Awal 1437
Minggu, 07 Agustus 2016
Kitab Al Kabair - Kedustaan dapat menghilangkan barokah
Silahkan simak dan download kajian Kitab Al Kabair yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid Daarus Salaf Bukit Kencana Meteseh Semarang
Ringkasan Pembahasan :
[ 18:57 | 2.7 MB ] - Download
Ringkasan Pembahasan :
- Definisi barokah.
- Kisah para sahabat dan ulama salaf mencari barokah dari bekas-bekas yang ditinggalkan Nabi Muhammad.
- Barang siapa yang jujur dalam jual beli maka akan diberkahi jual beli tsb, baik penjual maupun pembeli.
Senin, 01 Agustus 2016
Syarh Arba'in An Nawawiyah Hadist ke 6 - 8
بِسْمِ اللّهِ الرَّحمنِ الرَّحيمِ
Terjemahan Arba'in An Nawawiyah dan Penjelasannya
Hadist ke 6 - 8
Hadist No.6
الحديث السادس
[ عن أبي عبد الله النعمان بن بشير رضي الله عنهما قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول : إن الحلال بين وإن الحرام بين وبينهما أمور مشتبهات لا يعلمهن كثير من الناس فمن اتقى الشبهات فقد استبرأ لدينه وعرضه ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام كالراعي يرعى حول الحمى يوشك أن يرتع فيه ألا وإن لكل ملك حمى ألا وإن حمى الله محارمه ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب ] رواه البخاري ومسلم
[ عن أبي عبد الله النعمان بن بشير رضي الله عنهما قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول : إن الحلال بين وإن الحرام بين وبينهما أمور مشتبهات لا يعلمهن كثير من الناس فمن اتقى الشبهات فقد استبرأ لدينه وعرضه ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام كالراعي يرعى حول الحمى يوشك أن يرتع فيه ألا وإن لكل ملك حمى ألا وإن حمى الله محارمه ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب ] رواه البخاري ومسلم
Dari Abu abdillah An-nu’man bin basyir rodhiyallohu 'anhuma berkata : aku mendengar Rosulullohi shalollohu 'alaihi wasalam berkata :” sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang harom itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara- perkara yang syubhat / meragukan ,yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Maka barangsiapa yang menjauhi perkara- perkara syubhat tersebut maka dia telah menyelamatkan agama dan kehormatan dia, dan barangsiapa yang terjatuh didalam perkara- perkara syubhat ini maka dia terjatuh didalam sesuatu yang harom, seperti seorang penggembala yang menggembala disekitar daerah yang terlarang, maka sangat mungkin dia menggembala didalamnya.
Ketahuilah sesungguhnya didalam jasad ada segumpal daging yang apabila bagus maka baguslah seluruh jasad itu, dan apabila rusak maka akan rusak seluruh jasad itu, ketahuilah bahwa itu adalah alqolb (jantung).
(diriwayatkan oleh imam Al-bukhory dan imam Muslim).
***shohih Bukhory no. 52, shohih Muslim no. 1599.
Berkata Syaih Utsaimin rohimahullohu Ta’ala (164) : hadits ini menjelaskan tentang anjuran untuk menjauhi perkara-perkara yang syubhat (meragukan), akan tetapi disyaratkan apabila ada petunjuk yang menunjukkan bahwa perkara itu adalah syubhat, jika tidak maka hal itu adalah was was dan berlebih lebihan. Apabila perkara tersebut adalah syubhat maka seseorang hendaknya bersifat waro’ (berhati-hati) dan menjauhinya. Adapun asal baiknya seseorang adalah pada hatinya, apabila baik hatinya maka akan baik badannya secara keseluruhan demikian juga sebaliknya. Dari sini dapat diambil faidah untuk seseorang benar-benar memperhatikan perkara hati lebih banyak daripada perkara-perkara yang berkaitan dengan amalan yang tampak.
Berkata Al Imam Ibnu Daqiq al-Ied rohimahullohu Ta’ala (173) : adapun makna kalimat (dan barangsiapa yang terjatuh didalam perkara- perkara syubhat ini maka dia terjatuh didalam sesuatu yang harom) ada dua sisi. Sisi yang pertama : bahwa orang yang tidak bertaqwa dan berani untuk masuk dalam perkara yang syubhat akan membawa dia kepada sesuatu yang harom dan bergampang gampang di dalam kehidupannya untuk masuk dalam keharoman, sebagaimana pepatah “dosa kecil bisa menggiring kepada dosa besar, dan dosa kecil membawa kepada kekufuran” sebagaimana didalam sebagian riwayat “kemaksiatan adalah posnya kekufuran”. Sisi yang kedua : bahwa seseorang yang banyak melakukan perkara syubhat akan membuat hatinya gelap disebabkan hilangnya cahaya ilmu dan waro’ nya, sehingga dia terjatuh kepada keharoman dengan tidak sadar, yang kadang-kadang dia bisa berdosa dengannya dikarenakan dia meremehkan perkara ini.
Berkata Syaih Utsaimin rohimahullohu Ta’ala (164) : hadits ini menjelaskan tentang anjuran untuk menjauhi perkara-perkara yang syubhat (meragukan), akan tetapi disyaratkan apabila ada petunjuk yang menunjukkan bahwa perkara itu adalah syubhat, jika tidak maka hal itu adalah was was dan berlebih lebihan. Apabila perkara tersebut adalah syubhat maka seseorang hendaknya bersifat waro’ (berhati-hati) dan menjauhinya. Adapun asal baiknya seseorang adalah pada hatinya, apabila baik hatinya maka akan baik badannya secara keseluruhan demikian juga sebaliknya. Dari sini dapat diambil faidah untuk seseorang benar-benar memperhatikan perkara hati lebih banyak daripada perkara-perkara yang berkaitan dengan amalan yang tampak.
Berkata Al Imam Ibnu Daqiq al-Ied rohimahullohu Ta’ala (173) : adapun makna kalimat (dan barangsiapa yang terjatuh didalam perkara- perkara syubhat ini maka dia terjatuh didalam sesuatu yang harom) ada dua sisi. Sisi yang pertama : bahwa orang yang tidak bertaqwa dan berani untuk masuk dalam perkara yang syubhat akan membawa dia kepada sesuatu yang harom dan bergampang gampang di dalam kehidupannya untuk masuk dalam keharoman, sebagaimana pepatah “dosa kecil bisa menggiring kepada dosa besar, dan dosa kecil membawa kepada kekufuran” sebagaimana didalam sebagian riwayat “kemaksiatan adalah posnya kekufuran”. Sisi yang kedua : bahwa seseorang yang banyak melakukan perkara syubhat akan membuat hatinya gelap disebabkan hilangnya cahaya ilmu dan waro’ nya, sehingga dia terjatuh kepada keharoman dengan tidak sadar, yang kadang-kadang dia bisa berdosa dengannya dikarenakan dia meremehkan perkara ini.
Hadist No.7
الحديث السابع
[ عن أبي رقية تميم بن أوس الداري رضي الله تعالى عنه أن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال الدين النصيحة قلنا : لمن ؟ قال لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم ] رواه مسلم
[ عن أبي رقية تميم بن أوس الداري رضي الله تعالى عنه أن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال الدين النصيحة قلنا : لمن ؟ قال لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم ] رواه مسلم
untuk siapa (nasehat itu)?, maka Nabi shalollohu 'alaihi wasalam berkata :” (nasehat) untuk Alloh, dan untuk kitab-Nya, dan untuk rosul-Nya, dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan untuk kaum muslimin seluruhnya.”
***Shohih Muslim no. 55.
Berkata Al Imam Ibnu Daqiq al-Ied rohimahullohu Ta’ala (185) : berkata Al khothoby dan yang lainnya dari para ulama : makna nasehat untuk Alloh adalah nasehat untuk beriman kepada-Nya dan meninggalkan kesyirikan serta menetapkan sifat-sifat yang sempurna untuk Alloh. Nasehat untuk Alloh pada hakekatnya adalah kembali kepada hamba untuk menasehati diri dia sendiri, karena Alloh Ta’ala tidak membutuhkan nasehat siapapun.
Berkata Al Imam Ibnu Daqiq al-Ied rohimahullohu Ta’ala (185) : berkata Al khothoby dan yang lainnya dari para ulama : makna nasehat untuk Alloh adalah nasehat untuk beriman kepada-Nya dan meninggalkan kesyirikan serta menetapkan sifat-sifat yang sempurna untuk Alloh. Nasehat untuk Alloh pada hakekatnya adalah kembali kepada hamba untuk menasehati diri dia sendiri, karena Alloh Ta’ala tidak membutuhkan nasehat siapapun.
فقال الخطابي وغيره من العلماء : النصيحة لله تعالى معناها منصرف إلى الإيمان به ونفي الشرك عنه وترك الإلحاد وصفاته ووصفه بصفات الكمال والجلال كلها وتنزيهه عن جميع النقائص والقيام بطاعته واجتناب معصيته والحب فيه والبغض فيه وجهاد من كفر به والإعتراف بنعمته والشكر عليها والإخلاص في جميع الأمور والدعاء إلى جميع الأوصاف المذكورة والحث عليها والتلطف بالناس قال الخطابي : وحقيقة هذه الأوصاف راجعة إلى العبد في نصحه نفسه فإن الله سبحانه غني عن نصح الناصح
Adapun makna nasehat untuk kitab-Nya adalah beriman terhadap perkataan Alloh dan apa-apa yang diturunkan oleh Alloh, dengan tidak menyerupakan dengan ucapan manusia serta mengagungkan kitab-kitab tersebut.
وأما النصيحة لكتابه سبحانه وتعالى فبالإيمان أن كلام الله تعالى وتنزيله لا يشبهه شئ من كلام الناس ولا يقدر على مثله أحد من الخلق ثم تعظيمه وتلاوته حق تلاوته وتحسينها والخشوع عندها وإقامة حروفه في التلاوة والذب عنه لتأويل المحرفين والتصديق بما فيه والوقوف مع أحكامه وتفهم علومه وأمثاله والإعتبار بمواضعه والتفكر في عجائبه والعمل بمحكمه والتسليم لمتشابهه والبحث عن عمومه والدعاء إليه وإلى ما ذكرنا من نصيحته
Adapun nasehat untuk Rosul shalollohu 'alaihi wasalam adalah dengan membenarkan risalah beliau dan beriman terhadap semua yang dibawanya serta menaati perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya
وأما النصيحة لرسوله صلى الله عليه و سلم : فتصديقه على الرسالة والإيمان بجميع ما جاء به وطاعته في أمره ونهيه ونصرته حيا وميتا ومعاداة من عاداه وموالاة من والاه وإعظام حقه وتوقيره وإحياء طريقته وسنته وإجابة دعوته ونشر سنته ونفي التهمة عنها واستئثار علومها والتفقه في معانيها والدعاء إليها والتلطف في تعليمها وإعظامها وإجلالها والتأدب عند قراءتها والإمساك عن الكلام فيها بغير علم وإجلال أهلها لانتسابهم إليها والتخلق بأخلاقه والتأدب بآدابه ومحبة أهل بيته وأصحابه ومجانبة من ابتدع في سنته أو تعرض لأحد من أصحابه ونحو ذلك
Adapun nasehat untuk para pemimpin kaum muslimin (penguasa) adalah dengan menolong mereka didalam hal yang benar, menaati perintah mereka, menasehati dan mengingatkan mereka dengan lemah lembut, memberitahu mereka hak-haknya kaum muslimin, dan tidak memberontak kepada mereka dengan pedang-pedang…
وأما النصيحة لأئمة المسلمين : فمعاونتهم على الحق وطاعتهم وأمرهم به وتنبيههم وتذكيرهم برفق ولطف وإعلامهم بما غفلوا عنه وتبليغهم من حقوق المسلمين وترك الخروج عليهم بالسيف وتأليف قلوب الناس لطاعتهم والصلاة خلفهم والجهاد معهم وأن يدعو لهم بالصلاح
Adapun nasehat untuk kaum muslimin secara umum –dan mereka adalah selain para penguasa- adalah dengan membimbing dan membantu mereka kepada hal-hal yang bermanfaat untuk kebaikan akherat dan dunia mereka…
وأما نصيحة عامة المسلمين - وهم من عدا ولاة الأمر - فإرشادهم لمصالحهم في آخرتهم ودنياهم
الحديث الثامن
[ عن ابن عمر رضي الله تعالى عنهما أن رسول الله صلى الله تعالى عليه وعلى آله وسلم قال أمرت أن أقاتل الناس حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة : فإذا فعلوا ذلك عصموا مني دماءهم وأموالهم إلا بحق الإسلام وحسابهم على الله تعالى ] رواه البخاري ومسلم
Dari Abdulloh bin umar bin al-khottob rodhiyallohu 'anhuma berkata : aku mendengar Rosulullohi shalollohu 'alaihi wasalam berkata :”aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Alloh dan sesungguhya Muhammad adalah utusan Alloh, dan mereka menegakkan sholat dan mereka membayar zakat. Apabila mereka melaksanakan hal tersebut maka mereka terlindungi dariku darah-darah mereka dan harta- harta mereka, kecuali apabila ada padanya hak- hak islam, dan perhitungan (amalan) mereka disisi Alloh.”
(diriwayatkan oleh imam Al-bukhory no.25, dan imam Muslim no. 22).
Hadist No.8
الحديث التاسع
[ عن أبي هريرة عبد الرحمن بن صخر رضي الله تعالى عنه قال : سمعت رسول الله صلى
الله عليه وآله وسلم يقول مانهيتكم عنه فاجتنبوه وما أمرتكم به فأتوا منه ما
استطعتم فإنما أهلك الذين من قبلكم كثرة مسائلهم واختلافهم على أنبيائهم ] رواه
البخاري ومسلم
Dari Abu Huroiroh Abdurrohman bin shokhr rodhiyallohu 'anhu berkata : aku mendengar Rosulullohi shalollohu 'alaihi wasalam berkata :” apa-apa yang aku melarang kalian padanya maka jauhilah, dan apa-apa yang aku perintahkan padanya maka lakukanlah sesuai kemampuan kalian. Sesungguhnya kehancuran orang- orang sebelum kalian hanyalah dengan sebab banyaknya pertanyaan mereka dan mereka banyak menyelisihi Nabi- nabi mereka.”
(diriwayatkan oleh imam Al-bukhory no. 7228, dan imam Muslim no. 1337).
(diriwayatkan oleh imam Al-bukhory no. 7228, dan imam Muslim no. 1337).
Berkata Syaih Utsaimin rohimahullohu Ta’ala (198) : Dari (hadits) ini menunjukkan adanya perbedaan antara larangan-larangan dan perintah-perintah. Adapun larangan-larangan maka menggunakan kata (jauhilah oleh kalian hal tersebut), dan tidak ditambahkan (apa-apa yang kalian mampu). Hal ini disebabkan karena larangan adalah dengan cara menahan diri/ menunda untuk melakukan suatu perbuatan dan setiap manusia mampu padanya. Sedangkan perintah adalah dengan mewujudkan sesuatu perbuatan, maka diantara manusia ada yang mampu dan ada yang tidak, oleh karena itu disebutkan di dalam perintah (lakukanlah oleh kalian semampunya).
سبحانك اللهم ربنا وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك و أتوب إليك
Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi Al Indonisiy
(Pengajar Ma'had Daarus Salaf Semarang)
Semarang, 15 Jumadil Awal 1437
Langganan:
Postingan (Atom)