Laman

Sabtu, 24 Desember 2016

Kitab Bulughul Maram - Bab Masjid

Silahkan simak dan download kajian Kitab Bulughul Maram Bab Masjid yang disampaikan oleh  Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid At Taqwa Gunung Pati Semarang 



[ 27:13 | 4.7 MB ]

Kitab Arbain Nawawiyah Hadist No. 6

Silahkan simak dan download kajian Kitab Arbain Nawawiyah Hadist No.6 yang disampaikan oleh  Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid At Taqwa Gunung Pati Semarang 

الحديث السادس [ عن أبي عبد الله النعمان بن بشير رضي الله عنهما قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول : إن الحلال بين وإن الحرام بين وبينهما أمور مشتبهات لا يعلمهن كثير من الناس فمن اتقى الشبهات فقد استبرأ لدينه وعرضه ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام كالراعي يرعى حول الحمى يوشك أن يرتع فيه ألا وإن لكل ملك حمى ألا وإن حمى الله محارمه ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب ] رواه البخاري ومسلم

Dari Abu abdillah An-nu’man bin basyir rodhiyallohu 'anhuma berkata : aku mendengar Rosulullohi shalollohu 'alaihi wasalam berkata :” sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang harom itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara- perkara yang syubhat / meragukan ,yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Maka barangsiapa yang menjauhi perkara- perkara syubhat tersebut maka dia telah menyelamatkan agama dan kehormatan dia, dan barangsiapa yang terjatuh didalam perkara- perkara syubhat ini maka dia terjatuh didalam sesuatu yang harom, seperti seorang penggembala yang menggembala disekitar daerah yang terlarang, maka sangat mungkin dia menggembala didalamnya. Ketahuilah sesungguhnya didalam jasad ada segumpal daging yang apabila bagus maka baguslah seluruh jasad itu, dan apabila rusak maka akan rusak seluruh jasad itu, ketahuilah bahwa itu adalah alqolb (jantung). 
(diriwayatkan oleh imam Al-bukhory dan imam Muslim). ***shohih Bukhory no. 52, shohih Muslim no. 1599. 

Berkata Syaih Utsaimin rohimahullohu Ta’ala (164) : hadits ini menjelaskan tentang anjuran untuk menjauhi perkara-perkara yang syubhat (meragukan), akan tetapi disyaratkan apabila ada petunjuk yang menunjukkan bahwa perkara itu adalah syubhat, jika tidak maka hal itu adalah was was dan berlebih lebihan. Apabila perkara tersebut adalah syubhat maka seseorang hendaknya bersifat waro’ (berhati-hati) dan menjauhinya. Adapun asal baiknya seseorang adalah pada hatinya, apabila baik hatinya maka akan baik badannya secara keseluruhan demikian juga sebaliknya. Dari sini dapat diambil faidah untuk seseorang benar-benar memperhatikan perkara hati lebih banyak daripada perkara-perkara yang berkaitan dengan amalan yang tampak. 

Berkata Al Imam Ibnu Daqiq al-Ied rohimahullohu Ta’ala (173) : adapun makna kalimat (dan barangsiapa yang terjatuh didalam perkara- perkara syubhat ini maka dia terjatuh didalam sesuatu yang harom) ada dua sisi. Sisi yang pertama : bahwa orang yang tidak bertaqwa dan berani untuk masuk dalam perkara yang syubhat akan membawa dia kepada sesuatu yang harom dan bergampang gampang di dalam kehidupannya untuk masuk dalam keharoman, sebagaimana pepatah “dosa kecil bisa menggiring kepada dosa besar, dan dosa kecil membawa kepada kekufuran” sebagaimana didalam sebagian riwayat “kemaksiatan adalah posnya kekufuran”. Sisi yang kedua : bahwa seseorang yang banyak melakukan perkara syubhat akan membuat hatinya gelap disebabkan hilangnya cahaya ilmu dan waro’ nya, sehingga dia terjatuh kepada keharoman dengan tidak sadar, yang kadang-kadang dia bisa berdosa dengannya dikarenakan dia meremehkan perkara ini.



[ 31:54 | 5.5 MB ]


Minggu, 04 Desember 2016

Aqidah Tohawiyah - Hakikat Keimanan

Silahkan simak dan download kajian Aqidah Tohawiyah tentang Hakikat Keimanan yang disampaikan oleh  Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi di Masjid Daarus Salaf Bukit Kencana Semarang. 

Pembahasan :

Ada sebuah kisah seorang pelacur yang diampuni semua dosanya dan dimasukkan kedalam surga hanya karena pelacur tersebut memberikan minum pada anjing yang kehausan dengan sepatunya. 

Kisah lain seorang yang telah membunuh 100 orang sebab dia tidak mendapatkan kesempatan diampuni dosanya setiap kali dia bertanya pada orang alim, setelah dia mendatangi orang yang berilmu baru dia mendapatkan jawaban yang memuaskan yaitu ada kesempatan untuk tobat niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa nya, kemudian orang tersebut hijrah dan akhirnya dia meniggal ditengah perjalanannya. Dalam kisah terebut, dia masuk surga. 

Bagaimana mungkin orang yang  sebelumnya berlumuran dengan dosa  pada akhir hidupnya dapat masuk surga sebab suatu amalan yang ringan ? Apa yang menyebabkan Allah mengampuni dosanya dan memasukkan orang tersebut ke dalam surga Nya ?

Simak penjelasannya pada kajian berikut ini.



[ 1:32:16 | 15.8 MB ]  -  Download