Laman

Rabu, 15 Oktober 2025

Bulughul marom dengan Syarah Subulussalam. Bab 6: kebangkrutan dan penyitaan atau karantina

Bulughul marom dengan Syarah Subulussalam. Bab 6: kebangkrutan dan penyitaan atau karantina. 1. Orang yang bangkrut maka tidak boleh mengoperasikan hartanya, bahkan tidak boleh bersedekah kecuali sedekah yang sedikit karena dia wajib mengembalikan hutang. Barang siapa mendapatkan barang yang dipinjam oleh orang yang bangkrut maka dia adalah orang yang paling berhak untuk mengambil barang itu dari pada orang orang yang lain.



Bulughul marom dengan Syarah Subulussalam. Bab 6: kebangkrutan dan penyitaan atau karantina. 2. Apabila hutang belum jatuh waktu nya dan yang hutang dalam keadaan bangkrut maka yang dihutangi boleh meminta hartanya atau mengambil barangnya. Apabila orang yang berhutang sudah membayar sebagian maka orang yang dihutangi boleh mengembalikan uang tersebut dan mengambil barang dia yang dipinjam. Dengan meninggal nya orang yang berhutang maka wajib dibayar hutangnya di waktu itu juga.



Bulughul marom dengan Syarah Subulussalam. Bab 6: kebangkrutan dan penyitaan atau karantina. 3. Seseorang yang menunda nunda di dalam membayar hutang padahal dia mampu maka dia telah berbuat dholim bahkan hakim pantas untuk memukul dan memenjara sampai dia membayar hutang. Apabila hutang tidak bisa dibayar maka hendaknya untuk manusia bersedekah kepada nya apabila tidak ada lagi harta untuk dibayarkan maka tidak ada bagi dia kecuali itu.



Bulughul marom dengan Syarah Subulussalam. Bab 6: kebangkrutan dan penyitaan atau karantina. 4. Atas para pemimpin untuk menghukum orang orang yang tidak membayar hutang padahal dia mampu. Anak kecil tidak berhak membawa harta yang banyak, dan diketahui orang tersebut sudah baligh dengan tumbuhnya bulu kemaluan atau mimpi basah, adapun umur lima belas tahun adalah untuk pendekatan saja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar